Jumat, 27 Januari 2012

alam semesta


2.1 Mengenal Alam Semesta
Berdasarkan hasil pengamatan para astronom dengan menggunakan tropong binokular atau teleskop yang mutakhir bahwa di alam semesta ini terdapat bintang-bintang beredar mengikuti suatu pusat berupa kabut gas pijar yang sangat besar,dikelilingi oleh kelompok-kelompok bintang yang sangat besar satu dengan lain (cluster) dan juga dikelilingi oleh gumpalan-gumpalan kabut gas pijar yang lebih kecil dari pusatnya (nebula). Menurut para ahli ternyata galaksi itu jumlahnya banyak, dan galaksi dimana bumi kita berinduk diberi nama galaksi Milky Way atau Bimasakti dan galaksi tetangga yang berhasil dilihat adalah galaksi Andromeda.
Bagaimana alam semesta ini tercipta dan berapa umurnya, menjadi pertanyaan yang mendasar saat akan memulai mengenal dan mempelajari serta mengamati alam semesta. Ilmu pengetahuan yang sangat luas pun kadang-kadang  dihadapan dengan suatu yang sangat kecil ukurannya seperti sel, tetapi kadang-kadang dihadapkan pada suatu yang sangat besar ukurannya seperti alam semesta. Mikroskosmos mempelajari  hal-hal yang sangat  kecil dalam ukurannya seperti sel, atom, pronton, dan electron. Sedangkan alam semesta termasuk dalam makroskosmos.
Ilmu yang mempelajari alam semesta disebut ilmu kosmologi. Kosmologi dewasa ini secara menyeluruh adalah suatu ilmu pengetahuan (sains). Ia memiliki teori dan juga bersandar pada pengamatan, seperti halnya pada ilmu pengetahuan lain. Di samping itu ia juga memiliki keterkaitan yang erat dengan ilmu pengetahuan lainnya dan ia mengambil hasil-hasil ilmu pengetahuan tersebut. Dari gambaran ini kita bisa memaklumi betapa luasnya cakupan kosmologi. Untuk memberikan gambaran tentang alam semesta (yang merupakan fokus utama dalam kosmologi), ada beberapa pendekatan yang dapat dilakukan untuk memulainya. Kita bisa memulai dengan membahas tentang bumi dan tata surya, bintang-bintang, galaksi sampai alam semesta

Mikroskosmos
     Salah satu contoh masalah mikroskosmos yang telah berhasil diamati yaitu sel. Pada tahun 1665 ilmuan bangsa inggris Robert Hooke dengan menggunakan mikroskop yang masih sederhana, melihat bahwa gabus terdiri dari struktur gelembung berdinding seperti sarang lebah. Rongga berdinding ini di sebut sel dan oleh para ilmuan sel yang sebagai kotak-kotak kecil itu berisi bahan kehidupan.
Pada tahun 1869 Friedrich Miescher seorang ahli biokimia berhasil memisahkan suatu zat dari inti sel. Zat ini sekarang oleh para ilmuwan di namakan asam Deoksiri Bonykleat atau disingkat dengan DNA yang merupakan mata rantai antara zat bernyawa dan tak bernyawa, serta penemuan penting lain yang sangat berharga yang dapat mengungkap rahasia kehidupan yang paling dalam.



Makrokosmos
     Setelah Galileo (1564-1642) menemukan teleskop, makin banyak benda langit diketemukan dan dapat diamati. Tetapi bukan berarti para ilmuwan sebelumnya tidak mengamati gerak gerik tata surya dengan keindahan benda langit yang sangat menarik perhatian.

2.1.1 Umur Alam Semesta
       Ahli fisika yakin bahwa jagat raya atau alam semesta ini berawal dari unsur hydrogen, sedangkan unsur-unsur lainnya merupakan sintensis yang terjadi dibagian dalam planet-planet, sedangkan awal sintesis bumi diperkirakan 15 miliar tahun yang lalu.

Efek Doppler
Ketika alam semesta terbentuk, unsur radioaktifitas belum ada. Materi bukanlah merupakan materi yang seperti kita kenal molekul maupun atom bahkan proton dan electron yang kita pikirkan sebagai bahan dasar alam semesta ini atau bahkan mungkin belum terbentuk materi  seperti yang kita kenal sekarang pada waktu itu.
Dengan demikian pengukuran umur alam semesta dilakukan dengan cara pelapukan unsur radioaktifitas suatu zat yang tidak teliti. Tetapi salah satu fakta sederhana yang dikenal dan ditemukan setiap hari dapat diterapkan untuk memperkirakan umur jagat raya ini. Hukum fisika yang dapat menerangkan gejala tersebut dikenal dengan efek Doppler. Efek Doppler ialah adanya gejala penurunan frekuensi gelombang yang bergerak menjahui pengamat dan sebaliknya bila benda mendekati pengamat akan mengalami kenaikan kenaikan frekuensi gelombang.
Dengan keadaan alam semesta mula-mula dalam keadaan mampat, tidak menetap, dan meledak melemparkan gumpalan besar yang melayang menjauh ditempat yang mengembang lalu terbentuk bintang, galaksi, planet maka umur alam semesta dapat dihitung dengan membagi jarak antara galaksi dan kecepatan mengembangnya.
Menurut perhitungan umur alam semesta saat ini berkisar sepuluh sampai lima belas milyar tahun.

2.1.2 Menaksir Waktu
       Henri Becquerei pada tahun 1896 telah menemukan gejala radio aktif dari Urainium, sedangkan penemuan radioaktifitas lainnya ditemukan oleh suami istri Curie. Baru tahun 1907 Lord Rutherford berkeyakinan bahwa laju pelapukan zat-zat radioaktifitas sangat teratur dan dinyatakan dalam waktu paruh. Setiap atom uranium, ketika melapuk menjadi atom timbul yang stabil meninggalkan delapan atom helium. Bila laju pelapukan uranium diketahui maka dapat ditemukan umur suatu batuan, yakni dengan mengukur banyaknya uranium dan belium yang terkandung dalam batuan tersebut. Setelah penemuan isotope radioaktif para ahli geokimia dapat menentukan umur batuan lebih teliti dengan cara membandingkan waktu paruh unsur-unsur isotope radioaktifitas yang terkandung dalam batuan tersebut .
       Pada tahun 1946 Wilard F.Libby mengamati bahwa setiap tumbuhan mengisap karbon dioksida (CO₂) dan secara kimiawi membentuk menjadi bagian strukturnya. Tetapi pada tumbuhan itu mati C₁₄ yang terkandung didalamnya akan menjadi beku dan melapuk secara radioaktif.
       Karena setiap organisme hidup mengandung karbon (C) maka metode Libby dapat digunakan untuk menentukan umur dari makhluk yang pernah hidup. Hal ini telah dibuktikan kebenarannya oleh para ahli orkeologi. Ketelitian metode Libby yang telah digunakan  pada saat menghitung unsur C₁₄ dan diperkirakan berumur 3700 tahun dengan kemungkinan salah 400 tahun, dan bila dilihat dari dokumen sejarah kurang lebih berumur 3.800 tahun.

2.2 Asal Usul Alam Semesta
Luasnya penyebaran galaksi-galaksi dinilai oleh para astrofisikawan sebagai salah satu warisan terpenting dari tahap-tahap awal alam semesta yang masih ada hingga saat ini. Oleh karenanya, adalah mungkin untuk mengacu pada informasi tentang penyebaran dan letak galaksi-galaksi sebagai “sebuah jendela yang membuka pengetahuan tentang sejarah alam semesta.” Seabad yang lalu, penciptaan alam semesta adalah sebuah konsep yang diabaikan para ahli astronomi. Alasannya adalah penerimaan umum atas gagasan bahwa alam semesta telah ada sejak waktu tak terbatas. Dalam mengkaji alam semesta, ilmuwan beranggapan bahwa jagat raya hanyalah akumulasi materi dan tidak mempunyai awal.
Dalam sebuah alam semesta yang tidak berubah, tidak akan ada titik permulaan alami. Tapi situasi ini berubah secara radikal, ketika Edwin Hubble mulai membuat pengamatan-pengamatan dengan teleskop seratus inchi di Gunung Wilson, pada tahun 1920an. Hubble menemukan bahwa bintang-bintang tidak secara seragam terdistribusi di seluruh ruang angkasa, tapi dikumpulkan bersama dalam koleksi-koleksi sangat banyak yang disebut galaksi galaksi. Hubble menemukan bukti pengamatan untuk sesuatu yang telah "diramalkan" George Lamaitre sebelumnya.
Dengan mengukur cahaya dari galaksi-galaksi, Hubble dapat menentukan kecepatannya. Dia mengharapkan bahwa galaxi-galaxi yang bergerak menuju kita akan sebanyak yang bergerak menjauh. Tapi Hubble terkejut menemukan bahwa hampir semua galaxi-galaxi bergerak menjauh dari kita. Lebih-lebih, semakin jauh galaxi-galaxi dari kita, semakin cepat mereka menjauh. Alam semesta tidaklah tak berubah seiring waktu, seperti yang disangka setiap orang sebelumnya. Alam semesta mengembang. Jarak antara galaxi-galaxi meningkat seiring dengan waktu.
Pengembangan alam semesta, adalah salah satu dari penemuan-penemuan intelektual terpenting dari abad ke 20, atau abad kapan pun. Pengembangan alam semesta mentransformasi perdebatan apakah alam semesta mempunyai sebuah permulaan. Jika galaxi-galaxi bergerak terpisah sekarang, mereka pastilah lebih dekat bersama di masa lalu. Jika kecepatannya konstan, mereka pastilah bertumpukan satu sama lain, kira-kira 15 milyar tahun yang lalu. Apakah ini merupakan permulaan alam semesta? Hal ini yang akan menjadi pertanyaan mendasar di benak kita.
Banyak ilmuwan tetap tidak senang dengan alam semesta yang memiliki sebuah permulaan, karena sepertinya menyiratkan bahwa ilmu fisika roboh. Maka dari itu mereka mengajukan teori-teori yang mana alam semesta berkembang saat ini, tapi tidak mempunyai awal. Salah satunya adalah teori Keadaan Kukuh, diusulkan oleh Bondi, Gold, dan Hoyle tahun 1948.
Dalam teori Keadaan Kukuh, ketika galaxi galaxi bergerak terpisah, gagasannya dulu adalah bahwa galaxi-galaxi baru akan terbentuk dari materi yang dianggap secara terus menerus diciptakan di seluruh ruang angkasa. Alam semesta akan telah mengada selamanya, dan akan telah terlihat sama sepanjang masa. Teori Keadaan Kukuh memprediksi bentuk dari grafik hubungan sejumlah sumber radio dengan kekuatan sumber.
Tetapi observasi-observasi memperlihatkan sumber-sumber radio yang redup lebih banyak daripada yang diperkirakan, dan menunjukkan bahwa kepadatan sumber-sumber tersebut lebih tinggi dimasa lalu. Ini berlawanan dengan asumsi dasar teori Keadaan Kukuh, bahwa segalanya konstan dalam waktu. Karena inilah, dan berbagai alasan lainnya, teori Keadaan Kukuh ditinggalkan.

2.2.1 Teori-Teori Terbentuknya Alam Semesta
Dalam upaya mengamati alam semesta dan menjawab semua pertanyaan dan pengujian atas hipotesis yang lalu mengenai alam semesta maka ada beberapa teori yang berusaha menjelaskan tentang alam semesta dan asal-usulnya.
1)  Teori Ledakan Dahsyat (Big Bang)         
Seorang ahli perbintangan bangsa Belgia bernama Geprgres lamaitre  pada tahun 1930 telah mengemukakan teori ledakan dasyat. Menurut  pendapatnya bahwa alam semesta atau galaksi-galaksi berasal dari suatu massa yang meledak dengan dasyat  yang bagian-bagiannya terlempar kesegala arah. Alam semesta terdiri dari ribuan galaksi yang didalamnya terdapat tata surya, nebula, cluster, dan benda langit lainnya berasal dari suatu massa yang bersatu padu yang kemudian atas kehendak Allah SWT dipisahkan.
Para peneliti yang mengkaji data tentang galaksi dan menyimpulkan bahwa galaksi-galaksi terbentuk pada materi yang terbentuk 350.000 tahun setelah peristiwa Big Bang, di mana materi ini saling bertemu dan mengumpul, dan kemudian mendapatkan bentuknya akibat pengaruh gaya gravitasi.
Penemuan tersebut membenarkan teori Big Bang, yang menyatakan bahwa jagat raya berawal dari ledakan satu titik tunggal bervolume nol dan berkerapatan tak terhingga yang terjadi sekitar 14 miliar tahun lalu. Menurut teori Big Bang, segala sesuatu berawal dari ledakan satu titik tunggal berkerapatan tak terhingga dan bervolume nol. Seiring dengan berjalannya waktu, ruang angkasa mengembang dan ruang yang memisahkan antara benda-benda langit pun mengembang.
Teori ini terus-menerus dibuktikan kebenarannya melalui sejumlah pengkajian yang terdiri dari puluhan tahun pengamatan astronomi, dan berdiri tegar tak terkalahkan di atas pijakan yang teramat kokoh. Big Bang diterima oleh sebagian besar astrofisikawan masa kini, dan menjadi bukti ilmiah yang membenarkan kenyataan bahwa Allah telah menciptakan alam semesta dari ketiadaan.
Pada akhir tahun 1950-an para pembela teori keadaan tetap mulai agak mundur ketika para astronomi mulai mendeteksi sumber gelombang radio jauh, yang berasal dari quasar yang sangat jauh. Hal ini merupakan bukti langsung adanya Dentuman Besar.
    
            Tahapan terjadinya Dentuman besar
1.      Pada saat awal setelah terjadinya Dentuman Besar, alam semesta mengembang cepat hingga menjadi kira-kira 2000 kali matahari.
2.      Sebelum berusia satu detik, alam semesta membentuk pusaran massa partikel-partikel yang sangat panas dan padat.
3.      Kira-kira 500 ribu tahun setelah terjadi ledakan, lambat-laun alam semesta menjadi hingga mencapai suhu 3000K. Partikel-partikel dasar membentuk benih kehidupan semesta.
4.      Gas hitdrogen dan helium membentuk kelompok-kelompok gas rapat yang teratur. Kelompok-kelompok tersebut mulai terbentuk protogalaksi.
5.      Antara satu dan dua miliar tahun setelah terjadinya dentuman besar, protogalaksi-protogalaksi melahirkan bintang-bintang yang lambat laun berkembang menjadi raksa merah dan supernova yang merupakan bahan baku kelahiran bintang-bintang baru dalam galaksi.

2)  Teori Ekspansi dan Konstraksi
Teori ini berlandaskan pada pemikiran bahwa ada suatu siklus dari alam semesta, yaitu “masa ekspansi’ dan “masa kontraksi” yang didga berlangsung dalam waktu 30.000 juta tahun. Para ilmuwan menduga bahwa sebelum terbentuknya alam semesta telah terjadi suatu siklus antara massa ekspansi dan masa kontraksi.
Dalam masa ekspansi, energy dari reaksi inti hydrogen membangkitkan ekspansi alam sehingga terbentuk galaksi dan bintang dan unsur lain. Pada masa kontraksi galaksi dan bintang yang terbentuk itu menciut dan menyusut dengan memancarkan energy kalor/panas yang sangat tinggi. 

3)  Teori Creatio Continua
Teori ini dikemukakan oleh Fred Hoyle, Bendi dan Gold. Mereka berpendapat bahwa saat diciptakan alam semesta ini tidak ada. Alam semesta ini selamanya ada dan akan tetap ada, dengan kata lain alam semesta tidak pernah bermula dan tidak pernah berakhir.

2.3 Isi Alam Semesta
        Alam semesta terdiri atas semua materi termasuk tenaga dan radiasi yang ditemukan manusia dan juga segala hal lainnya yang dipercayai manusia keberadaannya di dalam ruang antariksa. Alam semesta tidak dapat diukur dan batasannya tidak dapat diketahui karena alam semesta begitu besarnya sedang adanya keterbatasan kemampuan manusia baik secara fisik, sains dan teknologi. Isi alam semesta diantaranya yang telah diamati oleh manusia adalah bintang, galaksi, tatasurya, planet, satelit, komet, meteoroid, asteroid, energy, radiasi, debu, gas, nebula dan materi lainnya yang masih misteri.

2.3.1 Bintang
       Bintang adalah benda astronomi yang bersinar dengan cahayanya sendiri. Beberapa bintang lebih besar dari matahari dan memancarkan cahaya yang lebih cemerlang, tetapi karena matahari adalah bintang yang terdekat dengan bumi, maka yang tampak matahari yang paling cemerlang.
Jika kita mengamati langit dimalam hari, akan tampak beberapa bintang dilangit yang lebih terang akan membentuk beberapa pola dilangit. Orang Yunani kuno membagi pola bintang dilangit dalam daerah-daerah yang disebut rasi bintang. Nama-nama rasi ini di hubungkan dengan nama-nama tokoh dalam mitologi. Contohnya rasi Hercules, rasi Orion, rasi Centaurus, atau lainnya. Ada beberapa macam cara yang digunakan oleh para ahli  astronomi dalam pemberian nama-nama bintang, diantaranya adalah:
·      Pemberian nama berdasarkan nama yang telah digunakan sejak zaman kuno, seperti bintang Antares yang berada pada rasi Scorpio.
·      Pemberian nama menurut rasi tempat bintang berada, misalnya α centauri yakni bintang paling terang pada rasi centaurus.
·      Dalam astronomi modern, nama bintang berdasarkan nomor dalam catalog.

Pada zaman modern, para ahli astronomi mengelompokkan rasi bintang yang ada dilangit menjadi 88 kelompok. Dalam astronomi modern nama bintang juga dinyatakan berdasarkan nomor dalam katalog. Sekarang rasi-rasi bintang itu masih berguna untuk menjelajah alam semesta.

Evolusi Bintang
Seperti halnya makhluk hidup, bintang juga mengalami tahap kehidupan, yaitu lahir, berkembang, dan akhirnya mati atau tidak bersinar lagi. Proses kehidupan inilah yang disebut dengan evolusi bintang.
       Pembentukan bintang berawal dari awan gas dan debu unsur bintang (nebula). Atom-atom dari awan gas ini akan saling tarik menarik akibat gaya gravitasi dan membentuk sebuah benih bintang, kemudian mengerut, memanas dan memijar serta mulai bersinar. Awan panas berpijar mengerut itu, temperature pusatnya (intinya) terus meningkat mencapai puluhan juta derajat Kelvin sehingga cukup panas untuk melangsungkan reaksi termonuklir, yaitu pembentukan helium hidrogen. Tekanan akibat reaksi termonuklir inilah yang mengimbangi gravitasi bintang sehingga bintang dapat memancarkan cahaya dengan stabil. Jika seluruh hidrogen di pusat telah menjadi helium, tak ada lagi tekanan penyagga dalam bintang, kemudian bintang akan kembali mengerut. Pengerutan berlangsung terus, ukuran bintang pada akhir riwayatnya akan menjadi bintang kerdil dan sangat padat, bintang inilah disebut bintang neutron.

2.3.2 Galaksi
Kumpulan bintang-bintang yang jumlahnya bermilyar-milyar, karena jaraknya begitu jauh akan tampak seolah-olah seperti kabut atau awan. Adapun bintang dan materi antar bintang yang jumlahnya mencapai ribuan juta lebih dengan ukuran mulai dari 1000 tahun cahaya sampai 10 juta tahun cahaya disebut galaksi. Ahli astronomi yang paling banyak menerangkan galaksi adalah Edwin Hubble. Bentuk dasar galaksi yaitu spiral, spiral berpalang, elips, dan tak beraturan. Galaksi spiral terdiri dari titik pusat, lingkaran bintang, dan tumpukan bintang yang kemudian berputar dengan inti sebagai pusatnya, sedangkan bentuk spiral berpalang memiliki sebuah lengan atau palang yang memanjang keluar. Galaksi bentuk elips lebih sederhana dibandingkan dengan bentuk spiral, bentuknya bola lonjong yang menipis ke bagian pinggirnya. Sedangkan galaksi tak teratur bentuknya menyerupai onggokan bintang dengan batas yang kurang jelas.
Hubble membuat deret pola terbentuknya galaksi menurut ketidakberaturan dan gejolak yang tampak yaitu:
o  Ujung deret yang keadaannya tenang mulai dengan galaksi bentuk elips paling bulat disebut kelas E0. Kemudian mengalami perubahan bentuk dari E1 berbentuk bola, sampai E1 berbentuk piringan.
o  Deret galaksi spiral Sa dan galaksi spiral batang SBa yang dimulai dengan So berbentuk bola.
o  Pada akhir ujung deret terdapat galaksi yang strukturnya tidak beraturan.

Galaksi Bimasakti
Galaksi tempat bumi kita berada disebut galasi Bimasakti, dalam bahasa inggris disebut Milky Way. Bimasakti mencakup lebih dari 100 milyar bintang, termasuk matahari dan tata suryanya. Seperti halnya galaksi-galaksi lainnya, galaksi Bimasakti selalu berputar dengan inti sebagai pusatnya. Galaksi Bimasakti berbentuk spiral, selebar 100.000 tahun cahaya dan kira-kira bagian tengahnya mempunyai ketebalan 15.000 tahun cahaya. Tata surya kita terletak 30.000 tahun cahaya dari pusat galaksi. Bintang-bintang anggota Bimasakti ini tersebar dengan jarak 4 sampai 10 tahun cahaya dari satu bintang ke bintang lain.
Matahari dengan bintang-bintang lainnya merupakan system lokal dalam ruang tempat matahari berada. Sistem local ini berputar mengelilingi inti susunan Bimasakti dengan kecepatan 450 km/s dalam kurun waktu 220-225 tahun untuk satu kali putaran penuh. Bintang bergerak searah putaran jarum jam mengelilingi inti Bimasakti dengan laju yang berbeda. Bintang yang dekat dengan inti dapat menyelesaikan satu orbit kira-kira dalam 20 juta tahun, sedangkan pada bagian pinggir untuk satu kali keliling butuh waktu 10 kaliaktu orbit bagian dalam.

Galaksi Andromeda
Contoh lain dari galaksi yang berbentuk elips adalah galaksi Andromeda. Ukuran galaksi ini sedikit lebih besar dari galaksi Bimasakti. Jarak galaksi Andromeda sekitar 2,5 juta tahun cahaya.  Hal ini berarti untuk mengarungi  jarak sejauh itu, cahaya memerlukan waktu selama 2,5 juta tahun. Jadi, cahaya yang kita terima dari galaksi ini adalah cahaya yang dikirimnya 2,5 juta tahun yang lalu yang menggambarkan keadaan galaksi tersebut pada waktu itu.  Jarak yang merentang antara Bimasakti dan Andromeda sejauh 2,5 juta tahun itu dalam ukuran astronomi masih tergolong dekat dibanding ke galaksi lain yang mencapai milyaran tahun cahaya.

       Seperti halnya bintang berkelompok membentuk galaksi, galaksi juga berkelompok membentuk gugus-gugus galaksi.  Bimasakti dan Andromeda beserta sekitar 25 galaksi sekitarnya dan satelit galaksi Bimasakti yakni Large Magellan Cloud (Awan Magellan Besar/LMC) dan Small Magellan Cloud (Awan Magellan Kecil/SMC) membentuk sebuah gugus galaksi diberi nama Rumpun Local. Gugus galaksi ini pun bukan hanya satu, tetapi beribu-ribu gugus galaksi misalnya gugus virgo yang beranggotakan sekitar 2.500 buah galaksi. Gugus galaksi yang saling berdekatan ini pun juga membentuk kelompok-kelompok yang lebih besar lagi yang disebut Superkluster.  

2.3.3 Tata Surya
       Tata surya adalah susunan benda langit yang mengelilingi matahari sebagai  pusatnya akibat gaya gravitasi matahari. Tata surya terdiri dari matahari, planet beserta satelitnya, asteroid, komet, dan meteoroid serta materi antar planet lainnya.
       Matahari adalah sebuah bintang.Karena letak matahari tidak jauh dan lebih dekat ke bumi, maka matahari tampak sepeti piringan cahaya yang besar sedangkan bintang lain hanya merupakan  titik cahaya. Matahari merupakan gumpalan gas berpijar yang aktif. Bentuknya menyerupai bola dan diameternya 109 kali diameter bumi. Matahari merupakan pusat tata surya. Planet beredar mengelilingi matahari dengan garis edar berbentuk elips.
       Menurut Keppler (tahun 1909), gerak planet pada system tata surya membentuk orbit elips dengan matahari sebagai salah satu titik pusatnya. Jarak planet dari matahari selalu berubah-ubah. Karena ada suatu waktu planet berada dekat dengan matahari tetapi ada saat yang lain berada jauh dari matahari. Kedudukan terdekat  dengan matahari disebut perihelium, sedangkan kedudukan terjauh dari matahari disebut aphelium.

2.3.4 Planet
       Planet adalah benda langit yang beredar mengelilingi matahari dan tidak dapat memberikan panas dan cahaya sendiri tetapi hanya menerima panas dan cahaya matahari. Planet tidak mempunyai cahaya sendiri. Cahaya yang datang dari planet merupakan cahaya yang dipantulkan  oleh planet tersebut. Sampai saat ini kita mengenal 8 planet yang mengelilingi matahari di system Tata Surya kita, yaitu Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Yupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus.
Peredaran planet mengelilingi matahari di sebut revolusi, sedangkan waktu yang dibutuhkan planet untuk melakukan sekali revolusi disebut periode atau kala revolusi. Planet juga berputar mengelilingi sumbunya, yang disebut rotasi. Waktu yang dibutuhkan oleh planet untuk satu kali rotasi disebut periode atau kala rotasi. Planet dapat  dikelompokan menjadi dua bagian, yaitu planet dalam (inferior) dan planet luar (superior). Planet dalam (inferior) adalah planet yang dekat dengan matahari atau planet yang terletak di garis edar bumi mengitari matahari. Yang termasuk didalamnya adalah planet Merkurius dan Venus. Planet luar adalah planet yang berada diluar garis edar bumi yang mengelilingi matahari. Kelompok planet ini terdiri dari planet Mars, Jupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus.

2.3.5 Satelit
       Satelit berarti pengikut. Satelit adalah benda kecil ruang angkasa yang mengelilingi planet-planet yang mengelilingi matahari. Satelit  mengorbit planet dengan periode revolusi dan rotasi tertentu. Ada dua jenis satelit yakni satelit alam dan satelit buatan. Satelit-satelit alam contohnya adalah satelit yang mengelilingi planet seperti Bulan yang mengelilingi planet Bumi, Phobos dan Deimos yang mengelilingi Mars ataupun satelit lain yang mengelilingi planet-planet lainnya. Sedangkan satelit buatan diantaranya ialah seperti berikut:
ü  Satelit astronomi adalah satelit yang digunakan untuk mengamati planet, galaksi, dan objek angkasa lainnya yang jauh.
ü  Satelit komunikasi adalah satelit buatan yang dipasang di angkasa dengan tujuan telekomunikasi menggunakan radio pada frekuensi gelombang mikro.
ü  Satelit pengamat Bumi adalah satelit yang dirancang khusus untuk mengamati Bumi dari orbit, seperti satelit reconnaissance tetapi ditujukan untuk penggunaan non-militer seperti pengamatan lingkunganmeteorologipembuatan peta, dan lain-lain.
ü  Satelit navigasi adalah satelit yang menggunakan sinyal radio yang disalurkan ke penerima di permukaan tanah untuk menentukan lokasi sebuah titik dipermukaan bumi. Salah satu satelit navigasi yang sangat populer adalah GPS milik Amerika Serikat selain itu ada juga Glonass milik Rusia. Bila pandangan antara satelit dan penerima di tanah tidak ada gangguan, maka dengan sebuah alat penerima sinyal satelit (penerima GPS), bisa diperoleh data posisi di suatu tempat dengan ketelitian beberapa meter dalam waktu nyata.
ü  Satelit mata-mata adalah satelit pengamat Bumi atau satelit komunikasi yang digunakan untuk tujuan militer atau mata-mata.
ü  Satelit tenaga surya adalah satelit yang diusulkan dibuat di orbit Bumi tinggi yang menggunakan transmisi tenaga gelombang mikro untuk menyorotkan tenaga surya kepada antena sangat besar di Bumi yang dapat digunakan untuk menggantikan sumber tenaga konvensional.
ü  Stasiun angkasa adalah struktur buatan manusia yang dirancang sebagai tempat tinggal manusia di luar angkasa. Stasiun luar angkasa dibedakan dengan pesawat angkasa lainnya oleh ketiadaan propulsi pesawat angkasa utama atau fasilitas pendaratan dan kendaraan lain digunakan sebagai transportasi dari dan ke stasiun. Stasiun angkasa dirancang untuk hidup jangka-menengah diorbit, untuk periode mingguanbulanan, atau bahkan tahunan.
ü  Satelit cuaca adalah satelit yang diguanakan untuk mengamati cuaca dan iklim Bumi.
ü  Satelit miniatur adalah satelit yang ringan dan kecil. Klasifikasi baru dibuat untuk mengkategorikan satelit-satelit ini: satelit mini (500–200 kg), satelit mikro (di bawah 200 kg), satelit nano (di bawah 10 kg).

2.3.6 Komet, Meteoroid, Asteroid
       Komet adalah benda langit yang mempunyai sifat berbeda dengan planet, komet terdiri dari dua bagian, yaitu inti dan ekor. Oleh karena itu, banyak orang  menyebut komet sebagai bintang berekor. Dikatakan sebagai bintang karena timbul nyala pada komet saat mendekati matahari. Komet mengelilingi matahari dengan orbit yang berbeda-beda. Ada yang berbentuk elips, parabola, atau hiperbola. Orbitnya memotong orbit planet-planet di dalam tata surya. Oleh sebab itu, pada suatu ketika komet kadang-kadang sangat dekat dengan matahari dan kadang-kadang sangat jauh dari matahari.
       Pada saat jauh dari matahari, massanya merupakan benda membeku tetapi apabila telah mendekati matahari  benda beku itu akan mencair dan menguap. Sinar matahari menyebabkan tolakan pada uap yang terjadi, sehingga tampak ekor komet yang selalu menjauh dari matahari.
       Meteoroid adalah benda kecil dan padat yang bertebaran tak beraturan didalam runag antar planet.  Dalam pergerakannya meteoroid dapat bergerak mendekati bumi dan ketika tertarik gravitasi bumi dan bergesekan akan terjadi pijaran cahaya disebut meteor. Meteoroid yang tersisa dan jatuh ke permukaan bumi disebut meteorit.
       Asteroid merupakan gugusan planet kecil (planetoid) yang sangat banyak jumlahnya yang mengitari matahari pada lintasan terentu yang memiliki garis edar antara Mars dan Yupiter. Asteroid ditemukan secara tidak sengaja oleh Guissepi Piazzi pada 1 januari 1801. Jumlah asteroid diduga banyak, diduga lebih dari 100.000 buah. Lintasan asteroid berbeda dengan lintasan planet. Bentuk asteroid yang berukuran besar adalah seperti bola atau lonjong, sedangkan yang berukuran kecil berbentuk tidak beraturan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar